Translate

Selasa, 06 Januari 2015

Spot Foto Tersembunyi di Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti. Museum ini merupakan salah satu museum unik yang ada di Indonesia. Bentuknya tidak berupa ruangan yang berisi barang antik melainkan lebih menonjolkan pada makam-makam orang yang cukup berpengaruh pada jamannya. Museum Taman Makam Prasasti terletak di Jl. Tanah Abang no. 1, Jakarta.
Museum Taman Prasasti
Gapura di depan Museum

Pagi itu saya dan Icha pergi mengunjungi museum ini. Harga masuk ke museum ini sangat murah, hanya Rp 5.000,- sudah termasuk brosur tentang sejarah museum. Tidak ada kesan menyeramkan di dalamnya. Museum Taman Prasasti diresmikan pada tahun 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, museum ini sebelumnya hanya sebuah makam bernama Kebon Jahe Kober. Karena itulah nuansa 'dark' begitu menyelimuti area seluas 1,2 hektar ini. Dark tourism sendiri merupakan salah satu konsep wisata alternatif yang menghadirkan obyek, atraksi serta pameran yang bernuansa kematian, duka, kesuraman dan penderitaan. Sebenarnya makam Kebon Jahe Kober telah ada sejak masa kolonial Belanda, tepatnya tahun 1795. Ketika itu terjadi suatu wabah yang membuat banyak warga belanda di Batavia meninggal. Hal ini membuat kebutuhan lahan penguburan meningkat signifikan. Kebetulan saat itu kuburan warga Belanda di samping Gereja Baru (Nieuwe Hollandse Kerk, sekarang Museum Wayang) dianggap sudah terlalu padat. Sehingga pemerintah Batavia mengadakan lahan pemakaman baru di wilayah Selatan Batavia, yang posisinya agak jauh keluar kota dan jauh dari kepadatan penduduk kala itu. Karena itulah, makam yang sekarang beralamat di Jalan Tanah Abang no. 1 ini akhirnya diresmikan (dikopi dari warung http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/jejak-makam-peninggalan-belanda-di-museum-taman-prasasti).

Dear God
 Patung yang salah satu tangannya hilang
 Sebuah monumen
 Makam-makam Belanda
Monumen sepertinya dari perunggu
Kereta jenazah zaman dulu


Pada beberapa nisan dan monumen terdapat banyak tulisan, sayangnya tidak ada pemandu yang dapat mengartikannya, karena tulisan-tulisan tersebut berbahasa Belanda dan atau ada juga Spanyol dan Portugis, entahlah saya juga kurang tau. Museum ini menghimpun berbagai prasasti dari zaman Belanda, serta makam beberapa tokoh Belanda, Inggris dan Indonesia atau Hindia Belanda seperti : (dikopi dari warunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Taman_Prasasti)

1.     A.V.Michiels (tokoh militer Belanda pada perang Buleleng)
2.    Dr.H.F.Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman pendudukan Belanda)
3.    J.H.R Kohler (tokoh militer Belanda pada perang Aceh)
4.    Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura)
5.    Kapitan Jas, konon tidak ada yang pernah tau jasad siapa yang dimakamkan di dalamnya, namun makam ini diyakini dapat memberikan kesuburan, keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan
6.    Miss Riboet (tokoh opera pada tahun 1930-an)
7.    Soe Hok Gie (aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an)
 Makam Soe Hok Gie
 Patung wanita menangis
 Saya tertarik dengan jangkarnya
 Sok ikutan sedih
La Tahzan

Taman ini sangat indah, didukung oleh hebatnya karya para pematung dan pemahat jaman dahulu serta gaya Eropa yang sangat kental yang terlihat semakin mempercantik suasana. Selain itu kebersihan dan keindahan di museum ini tetap terjaga, meskipun beberapa patung mengalami patah. Keindahan di Museum Taman Prasasti ini banyak dilirik oleh para sutradara, hal ini terlihat dari seringnya dilakukan syuting di lokasi ini. Beberapa video klip yang pernah dibuat di sini adalah Aku Bukan Pujangga-Base Jam, Tanpa Kekasihku-Agnes, Demi Waktu-Ungu dan sebagainya. Lokasi ini juga merupakan salah satu lokasi kegemaran para fotografer. Saat kami disana pun ada beberapa orang yang sedang mengambil foto dengan nuansa gothic.
 
 Pose jadul
 Bangku di depan Kantor Administrasi

Saya tidak tau harus menulis apalagi. Lebih banyak gambar dan referensi yang bercerita. Yang jelas menurut saya banyak sekali spot untuk berfoto di Museum Taman Prasasti ini. Namun jika ingin mengulas sejarah lebih lanjut, sepertinya belum bisa disediakan oleh museum ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar