Mungkin nama Bawean
tidak setenar nama lokasi wisata-wisata lain. Dan saya yakin banyak
juga orang Jawa Timur yang belum pernah mengunjunginya. Saya sendiri
awalnya browsing dulu ketika Duta mengajukan nama Bawean untuk destinasi trip kami. Ternyata oh ternyata... Pulau Bawean ini terletak di utara
Kabupaten Gresik . Piye to jare wong Jember, Bawean ae ora weruh...
Dan kenapa
saya menyebutnya kenangan mantan? Karena ada 2 nama mantan yang harus
saya hubungi disini. Yang pertama mas Fendi tempat kami numpang
menginap. Yang kedua mas Basith, guide kami. Ya ampuun... Saking shock
nya saya menunggu saat-saat mepet keberangkatan baru menghubungi mereka.
Khawatir kalau yang saya hubungi ternyata benar sang mantan. Tar dikira
saya stalking, males gellaaa. Cewek cantik begini masak iya mau
stalking mantan .
Untuk menuju Pulau
Bawean kita harus menyeberang dari Pelabuhan Gresik dengan kapal selama
3-4jam dengan ombak yang cukup besar karena ini merupakan perairan laut
bukan perairan kepulauan. Harga 1x penyeberangan kelas executive adalah
Rp 146.500.
Saya saat itu pergi ber-16 dengan rombongan teman-teman. Beberapa diantara kami jackpot selama perjalanan. Yang lebih heboh lagi adalah ketika lelehan jackpot Kojo di plastik jatoh ke pundak saya. Maaakkkk... Saya keabisan kata-kata. Untung gak ketularan jackpot juga . Ada pula teman baru saya, namanya Ibnu. Dia yang paling heboh pucatnya. Mungkin dia jackpot heboh karena paginya lupa nggak bayar pas makan soto di Surabaya. Meskipun sebenernya akhirnya duit soto dititipkan pada sopir angkot yang dicarter. Tapi mungkin karena si duit belom sampe ke tukang soto jadi disumpahin deh tu si Ibnu. Hehheheee... Becanda Nu.
Saya saat itu pergi ber-16 dengan rombongan teman-teman. Beberapa diantara kami jackpot selama perjalanan. Yang lebih heboh lagi adalah ketika lelehan jackpot Kojo di plastik jatoh ke pundak saya. Maaakkkk... Saya keabisan kata-kata. Untung gak ketularan jackpot juga . Ada pula teman baru saya, namanya Ibnu. Dia yang paling heboh pucatnya. Mungkin dia jackpot heboh karena paginya lupa nggak bayar pas makan soto di Surabaya. Meskipun sebenernya akhirnya duit soto dititipkan pada sopir angkot yang dicarter. Tapi mungkin karena si duit belom sampe ke tukang soto jadi disumpahin deh tu si Ibnu. Hehheheee... Becanda Nu.
Rombongan trip 16 orang
Siang harinya
begitu tiba di Bawean kami dijemput mobil yang bentuknya kayak opletnya
si Doel anak sekolahan, mirip tuk-tuk di Thailand lah. Kami langsung
menuju lokasi penangkaran rusa. Apa hebatnya rusa di sini? Ternyata rusa
di Bawean adalah spesies endemik yang hanya ditemukan di Bawean. Nama
latinnya Axis kuhlii. Kalau nama malemnya saya kurang paham sih (dikata
banci..!).
Jam 3 sore adalah feeding time si Rusa Bawean
Terdapat sekian luas hektar lahan yang
digunakan untuk menangkarkan rusa sebanyak 39 ekor. Penangkaran ini berada
dalam pengawasan pemerintah daerah setempat guna melindungi spesies ini.
Sehat dan berkembang biak yang banyak ya Rusa Bawean... Agar kamu gak
tinggal cerita kayak dinosaurus.
Nampang bersama tuk-tuk
Tujuan kami
selanjutnya adalah menikmati sunset di Tanjung gaan (karena orang Bawean
rata-rata adalah orang Madura maka lokasi ini sering disebut sebagai
Tanjung Ge'eng). Sebuah tanjung yang terbentuk dari karang-karang tajam.
Untuk menuju
Tanjung Gaan kami menyewa kapal. Jangan anggap mudah untuk menuju lokasi
ini. Turun dari kapal kami masih harus berjalan mengendap-endap agak
tidak kejeduk karang. Setelah itu kami harus mendaki tebing karang ini
untuk menemukan spot yang sempurna untuk melihat sunset.
Mengendap-endap diantara karang
Memanjat karang untuk mencari spot yang bagus
Perjuangan yang kami lakukan tidak sia-sia. Karena semua
itu tergantikan dengan indahnya suasana di atas Tanjung Gaan
ini. Jangan lupa, berhati-hatilah karena batuan karang yang menjadi tempat berpijak sangat tajam. Dan nikmatilah senja dan matahari tergelincir yang menyisakan jingga di barat langit.
Tidak selesai sampai di situ agenda kami hari itu. Setelah perjalanan panjang yang diisi dengan tebak lagu ala eat bulaga, games dari hape Elsa Olaf. Setelah makan malam dan menikmati malam minggu di alun-alun Bawean (jomblo aja sok malem mingguan). Dan setelah Ika kepentok sama cilok tongkol. Kami pun mampir ke sebuah tempat yang dijadikan taman bacaan yang terletak di desa Daun dekat rumah mas Fendi tempat kami menginap. Tujuan mampir adalah karena teman-teman dari Komunitas Buku Berkaki menyumbangkan 2 dus buku untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat sekitar yang menjadi pembaca di taman bacaan.
Setelah perjalanan tiada henti (terutama teman-teman dari Jakarta yang berangkat dari Jumat siang). Akhirnya kami tiba juga di rumah singgah mas Fendi yang alhamdulillah bukan mantan saya yang udah punya anak itu... (Kenapa malah curcol, neng?). Sambil ngobrol, bergantian mandi, dan menggelar badan, akhirnya jam 12 malam semua tertidur dengan pulas (padahal sebenarnya aku ingin tidur dengan kamu, bukan dengan pulas...).
Karang tajam di Tanjung Gaan
Menanti Matahari Terbenam
Bye sunset, welcome night
Tidak selesai sampai di situ agenda kami hari itu. Setelah perjalanan panjang yang diisi dengan tebak lagu ala eat bulaga, games dari hape Elsa Olaf. Setelah makan malam dan menikmati malam minggu di alun-alun Bawean (jomblo aja sok malem mingguan). Dan setelah Ika kepentok sama cilok tongkol. Kami pun mampir ke sebuah tempat yang dijadikan taman bacaan yang terletak di desa Daun dekat rumah mas Fendi tempat kami menginap. Tujuan mampir adalah karena teman-teman dari Komunitas Buku Berkaki menyumbangkan 2 dus buku untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat sekitar yang menjadi pembaca di taman bacaan.
Setelah perjalanan tiada henti (terutama teman-teman dari Jakarta yang berangkat dari Jumat siang). Akhirnya kami tiba juga di rumah singgah mas Fendi yang alhamdulillah bukan mantan saya yang udah punya anak itu... (Kenapa malah curcol, neng?). Sambil ngobrol, bergantian mandi, dan menggelar badan, akhirnya jam 12 malam semua tertidur dengan pulas (padahal sebenarnya aku ingin tidur dengan kamu, bukan dengan pulas...).
Pagi harinya kami
agak bermasalah dengan angkutan yang akan membawa kami. Dan akhirnya
ditemukan juga mobil bak yang bisa menampung kami semua. Tujuan pertama
kami adalah air terjun Murtalaya. Sebelum tiba di air terjun ini ada
sebuah lokasi pantai yang pemandangannya sangat indah dari ketinggian.
Sedangkan air terjun Murtalaya yang kami kunjungi hari itu sayangnya debit air nya
sedang kecil akibat telah memasuki musim kemarau.
Mobil bak yang mengantar kami berkeliling hari itu
Pantai menuju air terjun Murtalaya
Air terjun Murtalaya yang debitnya lagi kecil
Dan kemudian terjadi miss communication antara saya dan mas Basith, guide kami yang alhamdulillah juga bukan mantan pertama saya . Jadilah acara hopping island molor sampai jam 11 siang.
Goyang oplosan di Gili Noko
Puas mengelilingi pulau Gili Noko kami melanjutkan dengan makan siang di rumah pak Herman pemilik kapal yang terletak di pulau Gili sekaligus numpang sholat . Ada satu masalah lagi yang terjadi yaitu persediaan alat snorkling habis, ini adalah miss saya dengan guide yang kedua. Untungnya beberapa teman sudah membawa alat snorkling sendiri. Beberapa lainnya membawa kacamata renang.
Dengan peralatan seadanya kami pun mulai dipandu menuju spot snorkling pertama. Di spot pertama saya melihat terumbu karang yang hidup cukup banyak dan terlihat sehat, namun ikan yang berkeliaran tidak terlalu banyak. Bisa jadi bersembunyi diantara terumbu.
Sedangkan di spot kedua hal sebaliknya yang saya lihat. Tutupan karang mati terlihat lebih banyak. Namun ikan yang saya lihat lebih banyak, bahkan saya sempat melihat seekor ikan yang besarnya kira-kira sepanjang 60cm, saya coba kejar tapi dia kabur. Duuh... Sama ikan aja ditolak. Di situ kadang saya merasa sedih. Oiya, bagi penggemar nemo (clown fish), kalian bisa menemukan banyak sekali anemon yang dihuni oleh si ikan ini. See & enjoy it!
Tumpukan hard coral
Salah satu spot clown fish di anemonnya
Hard coral yang berwarna
Sepertinya jenis acropora sangat dominan
Dan tujuan terakhir kami hari itu
adalah Pulau Noko Selayar. Ini adalah lokasi untuk menikmati sunset. Tidak berbeda
jauh dengan Pulau Gili Noko pemandangan yang tersaji di sini. Hamparan pasir putih yang membentang dan beningnya air laut yang menyejukkan hati. Yang
berbeda adalah kejadian bodoh yang terjadi.
Kejadian pertama
kapal mulai memperlambat jalannya karena mendekati terumbu karang yang
dikhawatirkan akan kandas. Saya dan Ramdan yang kebelet pipis langsung
melipir ke samping kapal sambil berpegangan pada kapal. Dan dengan
anehnya malah d belakang kami Dolok snorkling sambil pegangan di kapal.
Hanya bisa bengong saya dan Ramdan saat itu, baru ketawa
ngakak setelahnya.
Kejadian kedua si
Duta a.k.a Princess kebelet pipis juga tapi dia nggak bisa pipis d laut
harus di darat. Dan karena panik atau entah apalah dia membawa tas saya
yang berisi hape saya dan hapenya serta kamera Icha yang lagi di
charge artinya kondisinya terbuka. Dan entah jadi disorientasi atau apa
Duta jalannya malah menjauhi bibir pantai. Hebohlah kami yang di kapal.
Heboh pertama menertawakan gaya Princess yang nahan pipis sambil bawa
tas yang makin lama diangkat ke atas mirip bule kebanjiran di Jakarta.
Heboh kedua karena saya ingat barang berharga di dalam tas saya yang
notabene bukan dry pack. Dan akhirnya dilakukan penyelamatan terhadap
tas saya oleh Dolok dengan membawa kantong plastik dan pelampung. Aya
aya wae yeuh
Sosok bule kebanjiran membawa tas fenomenal dan sedang disorientasi
Senja pun datang. Walau tertutup dua bukit, namun keindahan sunset tidak berkurang karenanya, justru di situlah letak keindahannya. Siluet yang dihasilkan pun membuat kami terpesona.
Sunset yang bersembunyi di balik dua bukit
Ciee... Ahmad & Inggrid
Malam hari adalah saat yang
dinantikan untuk BBQ ikan. Ikan hasil hunting di pasar pagi
harinya dibakar beramai ramai oleh kaum Adam. Kaum hawa mah ngliatin aja
sambil nemenin kakak iparnya mas Fendi yang menyiapkan sambal khas
Bawean untuk pelengkap makan kami. Dan sambelnya memang cucok bo',
endang bambang!
Bakar-bakar ikan oleh kaum adam
Ikan bakar lengkap dengan 3 jenis sambal Bawean
Bagiannya cewek nyuci piring bak abis ada selametan
Tidak banyak memang lokasi yang dapat kami kunjungi di Bawean. Dan terjadi beberapa ketidaknyamanan dalan perjalanan. Semoga teman-teman bisa memakluminya. Tapi yang menyenangkan adalah munculnya orang-orang baru yaitu : Ramdan, Rika, Ibnu, Elsa Olaf, Kiki, Mifta, Ahmad dan Inggrid. Selamat bergabung teman-teman baru dalam grup kami yang suka gak penting ini...