Translate

Senin, 12 Januari 2015

Finally... Buitenzorg Palace!

Karena blog ini baru dibuat, perjalanan yang saya tulis dimulai dari akhir tahun 2011 dan saya ceritakan secara berurutan. Kali ini saya akan berbagi tentang Istana Bogor. Apa istimewanya? Sangat istimewa, karena setelah 10 tahun tinggal di Bogor, baru pada ulang tahun Bogor di tahun 2014 saya bisa mengunjunginya. Hahhahaaa... Jadi anggaplah ini cerita yang amat sangat istimewa. 

Riwayat Istana Kepresidenan Bogor bermula dari Gubernur Jenderal Belanda bernama G.W. Baron van Inhoff, yang mencari tempat peristirahatan dan berhasil menemukan sebuah pesanggrahan (10 Agustus 1744) yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan). Dia sendiri membuat sketsa dan membangunnya (1745-1750) mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi berat mengguncang sehingga istana tersebut rusak berat. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IXX. Kemudian pada tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. Akan tetapi, riwayat telah mencatat sebanyak 44 gubernur jenderal Belanda pernah menjadi penghuni istana ini. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor (1950) mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia (dikopi dari warung http://www.indonesia.go.id/in/istana/istana-bogor).
Istana Bogor (gambar dari bogor.net)
Awalnya Istana Bogor tergabung dengan Kebun Raya Bogor, namun akhirnya dipisah untuk kebutuhan penelitian. Di Istana Bogor terdapat banyak oleh-oleh maupun kenang-kenangan dari negara asing seperti patung-patung, lukisan, keramik, marmer dan sebagainya. Selain pemberian berupa barang, rusa yang terdapat di Istana Bogor juga dibawa dari luar negeri tepatnya dari Nepal. Rusa-rusa ini berkembang biak hingga sekarang. Pada akhir pekan biasanya terlihat banyak orang yang berkumpul di pagar Istana Bogor untuk memberi makan rusa-rusa tersebut dengan wortel yang dijajakan para pedagang kaki lima.

Istana Bogor bisa dikunjungi untuk rombongan dengan meminta ijin terlebih dahulu pada Sekretaris Negara cq Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Selain itu Istana Bogor juga dibuka untuk umum selama sebulan untuk memperingati ulang tahun Bogor. Namun walaupun terbuka untuk umum, namun hanya beberapa ruang saja yang dapat dilihat.

Keinginan warga Bogor dan sekitarnya untuk mengunjungi Istana Bogor sangatlah besar. Ini terlihat dari antrian yang selalu ramai tiap hari pada saat Bogor akan berulang tahun. Pagi itu saya, Dimas dan Irvan (a.k.a Meler) ikut mengantri untuk masuk Istana Bogor. Setelah mendapat tiket (gratis), pengunjung wajib menitipkan tas, kemudian mengikuti rombongan untuk masuk Istana. Kami masuk dari pintu yang berhadapan dengan Balai Kota Bogor. Berjalan menyusuri taman yang terlihat banyak rusa sedang bersantai. Di sepanjang taman juga terlihat banyak sekali patung-patung.
Antrian masuk Istana Bogor

Hanya ada beberapa ruangan yang dibuka, dan kami tidak diperbolehkan mengambil gambar di ruangan-ruangan tersebut. Di ruangan-ruangan tersebut tersimpan banyak foto-foto dan patung. Ada salah satu ruangan yang memiliki kaca berhadapan berukuran sangat besar kalau di kantor-kantor mah biasanya ada tulisan "Sudah rapikah anda?", tapi di sini tidak ada kok. Selain itu juga terdapat salah satu ruangan yang memajang foto-foto dari setiap Presiden RI bersama ibu negara. Saya sendiri kurang paham ini sayap kiri atau kanan bangunan, tapi yang jelas bukan striker.
Salah satu patung di depan ruangan, kasian patungnya kedinginan

Begitu keluar dari ruangan barulah kami diperbolehkan mengambil gambar. Kami pun memutari gedung dan berfoto di sekitarnya.
Saingan sama patung (atas request model, wajah diburamkan)
Tangga gedung
Hormat... grak!
Foto bersama yang kliatan menaranya 
(minta tolong mbak2 manis yang lewat skalian dimodusin)
Terdapat bangunan utama yang berhiaskan Burung Garuda besar di atasnya. Kata guidenya sih biasanya Presiden dan tamu undangannya akan berfoto di depan bangunan ini. Ini adalah tempat terakhir sebelum kami diarahkan ke pintu keluar yang terletak di Jl. Ir. Juanda.
Garuda tak muat di dadaku

Begitulah sedikit sejarah tentang Istana Bogor dan kenarsisan kami di dalamnya. Silakan berkunjung ke Bogor dan mampir ke Istana ya...

2 komentar:

  1. Mbak kok diburemin gitu salah satu model nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaahaa... itu atas permintaan model. katanya gayanya terlalu menjual, takut harga dirinya ternoda. haiissh...

      Hapus