Saya mengajak Dimas untuk ikut bergabung, sekalian menambah jaringan relasi untuk bisnisnya. Dan Ratna alias Kojo tergoda untuk ikutan nyusul ke Bali juga. Jadilah kami berempat berkeliling Bali dengan lokasi wisata tujuan Denpasar dan sekitarnya, sekalian menumpang di rumah mbak Lia kakak saya.
Berikut adalah lokasi wisata mainstream yang kami kunjungi dan cocok untuk liburan bersama keluarga :
1. Pura Luhur Uluwatu-Badung
Entah gimana ceritanya kok kami kesini padahal tujuan awalnya adalah ke pantai Pandawa. Harga tiket masuk lokasi ini untuk wisatawan domestik adalah Rp 15.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Naik drastis dari tahun 2012 ketika saya kesana, harga tiket saat itu hanya Rp 3.000.
Tebing di Uluwatu
Di Uluwatu terdapat Pura yang terletak di ujung tebing. Deburan ombak kencang yang menghantam tebing menghiasi pemandangan indah dari atas tebing yang konon katanya memiliki ketinggian sekitar 90 meter. Di Uluwatu terdapat banyak sekali monyet liar. Mereka tidak takut atau malu pada manusia. Bahkan ada seekor monyet yang sempat menowel bahu saya. Monyet aja tau cewek cantik macam saya, sampe berani godain gitu.
Pura di atas Tebing
Lahan Luas di dekat Tebing
Foto Bareng biar Afdol
2. Bluepoint Beach (Uluwatu Surfing)-Badung
Selanjutnya kami menuju Bluepoint beach, yaitu lokasi selancar Uluwatu. Letaknya tidak jauh dari lokasi wisata Pura Uluwatu, mungkin hanya berjarak sekitar 600m. Untuk masuk pantai ini hanya diminta untuk membayar Rp 5.000 untuk parkir mobil.
Untuk menuju pantai ini kita harus menuruni puluhan anak tangga untuk menuju ke bawah, karena posisi lahan parkir adalah di tebing. Dan semakin ke bawah turunan agak curam dan masih bebatuan asli. Saya pun akhirnya memutuskan tidak ikut turun bersama Ika, Kojo dan Dimas karena hari itu keponakan saya Kinanti ikut jalan-jalan ngintilin saya. Kami menikmati pemandangan para peselancar dari salah satu warung tempat istirahat.
Pemandangan dari pantai ini menurut Ika, Kojo dan Dimas sangat wow. Dengan dihiasi tebing-tebing yang bentuknya jadi menyerupai gua, pasir berwarna putih dan ombak yang kencang.
Bluepoint merupakan lokasi terkenal untuk bule-bule penggila surfing. Dan dengan santai Kinanti berucap dengan suara lantang "Tante... itu ndak sopan, ndak pake baju" #tepokjidat.
Senja di Bluepoint
3. Desa Adat Penglipuran-Bangli
Hari berikutnya karena Kinanti ada lomba fashion show, kami kesiangan berangkat jalan-jalan karena mobilnya dipakai mbak Lia untuk mengantar Kinanti. Untungnya dia dapet juara 1 sesekolahnya, gak rugi kami agak kesiangan.
Lokasi kunjungan pertama di hari kedua adalah Desa Wisata Penglipuran di Bangli. Lokasi ini terletak di Kabupaten Bangli, sekitar 2 jam dari Denpasar. Untuk masuk lokasi ini dikenakan biaya Rp 15.000/orang. Kendaraan harus di parkir di luar lokasi yang telah disediakan karena desa ini hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki.
Plang Desa Wisata
Desa Wisata Penglipuran merupakan suatu kawasan perumahan penduduk dengan adat dan budaya asli yang masih sangat kental. Dapat dilihat dari perumahan yang masih merupakan rumah adat Bali dan pada jalan utamanya yang berundak ke atas terdapat sebuah Pura, sedangkan jalan berundak ke bawah menuju jalan raya. Lokasi desa ini sangat bersih dan menyenangkan.
Di setiap gerbang depan rumah ditulis nama pemilik rumah. Para pemilik rumah sangat ramah, menawarkan untuk berkunjung. Beberapa dari mereka berjualan makanan, maupun berjualan kerajinan yang mereka hasilkan. Para pemilik rumah hanya diperbolehkan berjualan di dalam rumah agar lokasi desa terlihat rapi.
Gapura Depan Rumah Penduduk
Di samping Pura yang terletak di undakan paling atas terdapat hutan bambu. Masih sangat asri lokasinya. Hutan bambu ini terhubung dengan jalanan aspal sehingga ada kendaraan berseliweran walaupun tidak terlalu ramai.
4. Goa Gajah-Gianyar
Tujuan kami selanjutnya adalah ceking teras di Ubud. Karena dari arah Bangli maka kami melewati Lokasi Wisata Goa Gajah di Gianyar, dan mampirlah kami ke sana, dengan harga tiket masuk Rp 15.000/orang (kalau gak salah inget). Goa gajah sudah ada sejak dahulu kala dan berada dalam pemerintahan Raja Sri Dharmawangsawardhana Marakatapangkajastano (tahun 1022), Anak Wungsu (tahun 1053) dan Paduka Sri Mahaguru (tahun 1324).
Konon ceritanya Goa Gajah didirikan untuk mengenang Kunjarakunjapada di India yang banyak dikelilingi gajah-gajah liar. Tidak jauh dari pintu masuk terdapat 6 patung perempuan membawa air di kendi yang dipercaya sebagai kolam air suci. Kemudian ada sebuah lubang seperti goa kecil yg di bagian depannya dipahat tokoh jahat seperti leak. Di dalam goa hanya terdapat altar kecil yang digunakan untuk meletakkan sesaji.
Masuk lebih ke dalam pada lokasi Goa Gajah ini terpampang menuju Wihara. Agak bingung juga saya awalnya, ternyata dalam brosur wisata dijelaskan bahwa sejak jaman dahulu, toleransi beragama di Bali sudah dilakukan terbukti dengan berdampingannya dua lokasi ibadah ini. Untuk menunjukkan toleransi beragama yang lainnya di Bali, jika kalian menuju Pecatu akan melewati daerah Kampial, di sana dibangun 5 tempat ibadah berbeda dengan berdampingan. Hal lainnya mengenai toleransi beragama di Bali adalah jika datang waktu Hari Raya Nyepi, maka Bali akan ditutup dan seluruh penduduk diharuskan berada di dalam rumah. Namun jika Hari Nyepi bertepatan dengan hari Jumat, maka umat Muslim diperbolehkan Jumatan di Masjid namun tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor, yang artinya semua bisa saling menghormati.
Lokasi menuju Wihara ternyata terdapat taman yang sangat luas. Ada air terjun kecil, kolam dan taman yang terbentang dengan megahnya.
5. Ceking Terrace-Ubud
Dan sesuai rencana kami pun menuju Ubud. Sambil dalam hati bergumam, yaelah jauh-jauh k Bali masak cuma mau nontonin sawah. Yup, Ceking Terrace adalah sawah terasiring. Dan sore hari ketika kami tiba di sana ramenya gak ketulungan, parkir mobil saja susahnya minta ampun, maklum weekend. Tidak ada tiket yang harus dibayar, hanya perlu membayar parkir untuk mobil saja.
Tidak mengecewakan datang ke lokasi ini, sangat bagus dipandang mata, dengan dominansi warna hijaunya padi di sawah yang berundak. Di beberapa lokasi terlihat pohon kelapa sebagai penghias sawah.
Di sepanjang pinggir jalan, terdapat banyak warung-warung untuk tempat minum sambil bersantai memandangi sawah terasiring yang terbentang. Kami sih nggak nongkrong di warung-warung itu, kami hanya numpang foto-foto.
6. Pantai Masceti-Gianyar
Hari ketiga adalah hari terakhir Ika dan Kojo di Bali. Pagi-pagi sekali kami bangun, segera sholat subuh untuk kemudian pergi memburu sunrise. Yang tujuan awal mau ke Pantai Melasti, karena berkejaran dengan fajar, daripada tidak kebagian sunrise, akhirnya kami putar balik menuju pantai terdekat saat itu, yaitu Pantai Masceti.
Menanti Fajar di Pantai Masceti
Pantai Masceti sendiri masuk dalam administrasi Gianyar. Di dekat pantai ini sepertinya sedang dibangun resort. Mobil bisa langsung dibawa masuk dan diparkir dekat pantai. Menjorok ke laut terdapat batu yang bentuknya seperti bangunan Pura. Selain itu dari gulungan ombak terlihat bahwa dasar perairan tidak landai tapi memiliki banyak cekungan dan terbukti dengan Dimas yang tiba-tiba terpeleset saat mencoba masuk ke air laut.
Sunrise yang kami tunggu-tunggu pun datang juga. Ini adalah obat karena kami tidak pernah benar-benar melihat sunset dua hari berturut-turut sebelumnya. Dan ketika matahari mulai beranjak naik, kami pun berpindah menuju lokasi wisata lainnya.
7. Pantai Mertasari-Denpasar
Dengan masih mengenakan kostum tidur kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Mertasari. Namun setibanya di sana pantai sangat penuh. Ika dan Kojo ogah-ogahan karena katanya mirip Pantai Ancol ramenya, kalau menurut saya mah mirip dawet.
Keramaian di Pantai Mertasari
Di Pantai Mertasari ada persewaan ban dan kano. Memang cocok untuk keluarga yang membawa anak-anak, tapi kurang cocok untuk kami. Jadilah kami di sana hanya numpang menabung di toilet dan bergegas menuju pantai Melasti.
8. Pantai Kuta dan Legian-Denpasar
Pantai Melasti yang kami maksud terletak di dekat Tanah Lot dan lokasi tersebut kami peroleh dari sebuah share orang di blog. Tapi google map mengarahkan kami ke Pantai Kuta. Laah... Piye iki? Usut punya usut di Bali banyak lokasi dengan nama yang mirip. Yo wes lah... Akhirnya kami pun berhenti juga di Pantai Kuta karena salah satu dari kami numpang menabung lagi di toilet. Ya ampuun, manusia macam apa kalian ini dari satu tempat ke tempat lain kerjaannya hanya menabung di toilet. Hahahahahaa...
Malamnya saya dan Dimas sempat berkeliling Kuta-Legian. Suasana pesta semakin malam semakin terasa di sini. Bule-bule kececeran di jalanan dan pub-pub sepanjang jalan. Malam semakin larut dan suasana pun semakin ramai. Dan pastinya kami gak ikut bergabung, sayang duit bang.
9. Tanah Lot-Tabanan
Kami bingung menentukan lokasi pantai berikutnya pada hari itu. Daripada galau, pacar gak punya, tujuan hidup belum jelas, masak sampe lokasi wisata aja gak tau kemana. Akhirnya kami pun menuju Tanah Lot. Seperti yang kita tahu Tanah Lot merupakan salah satu ikon di Bali yang terletak di Tabanan.
Di Tanah Lot terdapat dua pura untuk pemujaan dewa-dewa laut. Satu pura terletak di tebing dan pura yang lain terletak di atas batu laut. Ketika kami datang, ombak sedang pasang sehingga para pengunjung dilarang untuk mendekat ke pura yang terletak di atas bebatuan.
Pura yang Terletak di Batu Pantai
Kebetulan siang itu sedang akan dilakukan upacara keagamaan. Kurang tau pasti upacara apa, karena ketika kami bertanya jawabannya hanya : "Upacara keluarga yang melibatkan adat". Begitulah...
10. Pantai Dreamland-Badung
Setelah mengantar Ika dan Kojo ke Bandara untuk kembali ke Jakarta, saya, Dimas dan Kinanti keponakan saya, berniat mengejar sunset di Jimbaran. Apalah daya GPS mati karena hilang sinyal dan kami tidak paham belok ke arah mana. Dan akhirnya dengan waktu yang sudah sangat mepet, mampirlah kami ke Pantai Dreamland untuk menikmati sisa-sisa sunset. Orang lain udah pada pulang kami baru sampai, gue mah gitu orangnya.
11. Pantai Pandawa-Badung
Sore terakhir sebelum Dimas kembali ke Bogor saya, Dimas, beserta mbak Lia sekeluarga pergi ke Pantai Pandawa. Tujuan utama sebenarnya menjemput pembantu baru mbak Lia, karena tempat menjemputnya dekat pantai ya mampir main dulu ke pantai sebentar. Dinamakan Pantai Pandawa karena menuju pantai ini terdapat patung Dewi Kunti yang saya baru tau kalau dia adalah ibunya Pandawa (parah banget sih lo), beserta patung Pandawa, yaitu : Dharma Wangsa (lebih dikenal sebagai Yudistira), Bima, Arjuna, Nakula, Sahadewa. Kalau yang doyan pilm India Mahabarata di TV apal nih kayaknya.
Patung Dewi Kunti dan Pandawa
Pantai Pandawa terletak searah dengan Jimbaran dan Uluwatu yaitu di daerah Ungasan. Hanya saja letaknya lebih dekat dan dari arah Denpasar adalah belok kiri. Jalanan menuju pantai ini agak berliku, dari belokan inilah terlihat tebih di sisi kiri dan pantai di sisi kanan.
Di pantai ini ada persewaan kano, ukurannya lebih besar dari kano yang terdapat di Pantai Mertasari. Harga sewanya pun lebih mahal Rp 50.000/kano yang muat untuk 4 orang.
Itulah perjalanan singkat dan beberapa lokasi wisata mainstream di Denpasar dan sekitarnya. Dan saya tidak langsung pulang ke Jember, karena diminta mbak Lia untuk menemani anak-anaknya. Akibat pembantu sebelumnya yang minggat macam Sri pamit tuku trasi kalau di lagu Campursari. Jadilah saya seperti lagu Campursari lainnya "Angge angge orong orong, ora melu nggawe melu momong". Abaikan buat yang gak tau, hahahahaa...
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya IBU SERI HASTUTI.Dari Kota Surabaya Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 081340887779
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS Untuk 5 Orang Saja.
Makasih...
BalasHapusLama euy gak buka blog.