Translate

Selasa, 01 September 2015

Mampir Jalan-jalan di Gunung Kidul dan Klaten

Jadi ceritanya awal bulan Juni saya yang udah 4 bulan gak nengokin rumah Bogor, berniat mengunjungi rumah ini. Bisa dibayangkan lah ya rumah 4 bulan ditinggal dalam kondisi tanah subur. Itu rumput tingginya udah ngelebihin saya. Itu pintu belakang gak bisa dibuka yang ternyata karena ada tanaman merambat yang melintang di pintu. Itu pohon di belakang rumah udah tinggi kayak taneman kacangnya si Jack 😵

Walhasil setelah membereskan rumah dan mengurus beberapa hal. Saya pun berniat pulang lagi ke Jember agar bisa melewati Ramadhan pertama di rumah. Supaya sekali jalan sambil maen, saya pun naik kereta menuju Jogjakarta, maksudnya untuk bisa mampir sekaligus jalan-jalan di Gunung Kidul dan pulang ke Jember keesokan harinya.

Saya yang nggak mau pergi sendiri berhasil mempengaruhi Sofyan untuk menemani jalan-jalan ini. Kebetulan Sofyan juga mau jadi hadir wisuda ceweknya di Solo. Berangkatlah kami di hari Rabu itu. 🎤Juggijaggijuggijaggijug... Kereta berangkat... Juggijaggijuggijaggijug... Hatiku gembira...🎶

Karena rumah Sofyan di Klaten jadilah saya menginap di rumah teman saya, Ika, supaya keesokan harinya gampang dijemput. Padahal Ika nya lagi ada di Jakarta. Pede ajalah ya, numpang di rumah teman, yang teman itu lagi gak di rumahnya 😅 (pede sama gak tau diri itu kayaknya beda tipis ya??).
Touchdown Stasiun Klaten

Sesampainya di Klaten, Danang menjemput kami, ngajak makan, ngobrol ngalor-ngidul dan mengantarkan saya ke rumah Ika. Ya ampun... tengah malem baru sampe rumah Ika. Bener-bener ini mah jadi tamu 👊

Dan pagi-pagi sekali Sofyan sudah menjemput. Tujuan pertama kami hari itu adalah Embung Batara Sriten. Daerah tertinggi di Gunung Kidul dengan ketinggian sekitar 900 mdpl. Karena rumah Ika terletak di Klaten bagian selatan jadi tidak terlalu jauh untuk menuju lokasi ini. Jalanan menuju Embung Batara sangatlah bagus (majas ironi), bergelombang, makadam dan menanjak. Seru sih kalau naik motor.

Masuk lokasi wisata hanya perlu membayar Rp 2.000 untuk parkir motor. Murah bang! Kami pun parkir motor dan langsung menjelajahi Embung Batara ini. Embung adalah tempat untuk menampung air hujan, agar ketika kemarau tiba air ini dapat dimanfaatkan. Dan di tempat penampungan air di Embung Batara Sriten saya melihat ular lagi berenang. Ular bener kan bukan jadi-jadian? Emangnya pilm Suzanna... 😰

Dari ketinggian embung ini terlihat sawah-sawah di bawah sangat indah. Sayangnya karena kami tiba terlalu pagi kabut masih menyelimuti di beberapa lokasi. Oiya, kebetulan lokasi ini baru saja diresmikan oleh pak Gubernur pada bulan Maret 2015. Cieee lokasi wisata baru...
Merah.... Meriah euy


Cieee... Baru diresmikan 3 bulan dan saya udah maen kesana
 
Embung Batara Sriten dari atas Pesanggrahan

Ada sebuah lokasi yang menarik di Embung Batara Sriten. Yaitu sebuah pohon yang berdiri dengan tegak dan kokoh di atas pesanggrahan. Si pohon yang gagah ini in syaa Allah kuat dinaikin kita-kita. Dan pemandangan dari atas pohon ini tentu saja terlihat lebih indah 😍.
Gaya ala foto model kelas bulu terbang (dikata tinju keleus)


Pemandangan dari puncak
 
Lahan bercocok tanam penduduk sekitar


Yeaayyy... Dari ketinggian 900 mdpl Embung Batara Sriten
 
Puas mengelilingi embung ini selama 2 jam kami melanjutkan ke destinasi selanjutnya yang membuat saya penasaran. Sebenernya lebih tepatnya untuk mengobati rasa nggak mau kalah sih. Jadi ceritanya tante saya sekitar satu bulan sebelumnya berwisata ke Jogja dan bermain di Goa Pindul. Sebagai ponakan yang gak mau kalah gaol sama tantenya saya pun ngotot pergi kesini. Dasar kelakuan bocah😜

Untuk masuk lokasi ini jika lewat pintu masuknya harus membayar retribusi Rp 10.000/orang. Tapi jika beruntung dan bertemu pemandu jalan untuk lewat belakang bisa langsung masuk tanpa membayar retribusi. Bapak pengantar juga tidak perlu dibayar lagi karena sudah ada kerjasama dari pihak pengelola. 

Ada banyak paket yang ditawarkan, kami memilih paket wisata Goa Pindul dan Kali Oya. Paket Goa Pindul biayanya Rp 35.000/orang sudah include alat, pemandu dan asuransi. Sedangkan paket Kali Oya adalah Rp 45.000/orang sudah termasuk alat, transport menuju lokasi, guide dan asuransi.

Saat pertama masuk Goa Pindul kami tidak membawa hp. Takut basah. Walhasil tidak ada yang kami dokumentasikan di sini. Pemandu mengikatkan pelampungnya dengan pelampung pengunjung dan menariknya sehingga menjadi satu baris rombongan. Lebih seru jika kita pergi dalam rombongan yang tidak terlalu banyak, karena guide akan menjelaskan secara rinci apa itu goa, jenis batu stalakmit dan stalaktit nya, bagaimana proses pembentukannya, berapa lama usianya dan sebagainya.
Diangkut pake mobil bak sapi menuju Kali Oya
 
Selanjutnya saat akan mengeksplor Kali Oya kami membeli tempat hp tahan air agar dapat mendokumentasikan kondisi disana. Treking rafting di Kali Oya adalah sekitar 1km dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam. Untuk mengeksplor kali Oya kita juga menaiki sebuah ban, bedanya dengan di Goa Pindul, ban tidak diikat dengan guide karena mengikuti arus sungai. Di sepanjang trek terdapat aliran-aliran air yang mengucur dari atas sehingga membentuk seperti air terjun.
Air yang keluar dari bebatuan

Ada dua buah spot untuk terjun dari atas bebatuan ini dan mencebur ke kali di bawah. Tidak perlu takut terluka karena kedalaman air cukup dalam dan tidak perlu takut tenggelam karena kita menggunakan life jacket. Walaupun ketika saya mau loncat deg deg ser juga sih 😵. Dan karena saya bolak balik maju mundur antara mau terjun dan tidak, akhirnya guide kami terlambat menjepret kamera. Oh my... Udah berjuang loncat padahal itu!

Giliran Sofyan loncat

Kui aku lho jum sing nyebur (Hadeeh..., emoh dikon ngulang)
 
Air terjun di tengah trek rafting

Puas bermain air di Kali Oya, saya dan Sofyan mandi bebersih (masing-masing lho ya). Tujuan kami berikutnya adalah bertemu bang Enggar dan bang Dedi. Teman ketika dulu ngetrip bareng ke Sawarna, kebetulan mereka sudah setahun lebih menetap di Jogja. Kami pun bertemu di sebuah tempat nangkring dan ngobrol hingga jam 8an malam. Gak enak kalau kemaleman lagi sampai rumah Ika... 😁. Meskipun sebenernya masih pengen maen sih.

Nongkrong bareng bang Enggar & bang Dedi di Kalimilk Jogja
 
Keesokan paginya Danang sudah menjemput untuk mengantar ke stasiun Klaten, karena saya akan pulang ke Jember. Sebelum mengantar ke stasiun Klaten, Danang mengajak berfoto di Taman Kota Klaten. Biar ada bukti otentik sudah berkunjung ke Klaten Bersinar 😀
Hurraayyy... Taman Kota Klaten nih!

Ketika tiba di stasiun kode booking saya tidak bisa di print. Bingunglah saya. Tanya ke loket cuma bisa bengong dengan jawaban abang loket "Mbak, ini tiketnya untuk hari Rabu kemarin. Jadi sudah kadaluarsa". Jeng jeng jeng... Ternyata berkat keteledoran saya, saya beli tiket Klaten-Jember di tanggal yang sama dengan perjalanan saya Jakarta-Klaten. Warbyasa.. 👍! Linglung sambil cengar-cengir cerita ke Danang. Akhirnya balik lagi ke loket sambil tanya ke mas loket "Masih ada tiket gak buat ke Jember hari ini". "Sudah habis, mbak." jawaban yang membuat saya pengen ngakak. Kenapa ada saja kejadian seperti ini. Memang harus ada cerita dalam setiap perjalanan.

Setelah telponan sama ayah, diskusi dengan Danang, dan telpon Meler (teman sekaligus agen travel pesawat langganan saya), akhirnya diputuskanlah saya balik lagi ke Bogor dengan pesawat malam dari Solo. Terpaksa memilih maskapai yang paling saya hindari yaitu singa merah, karena itu yang paling murah dan pas jamnya. Kok balik Bogor lagi, karena siangnya ada kabar bahwa ada hal yang harus saya urus di Bogor. Begitulah...

Terpaksalah hari itu Danang menenteng saya pulang. Dibawa ke pabrik pengecoran bajanya.  Maaf ya Nang, temanmu ini memang spektakuler dalam membuat masalah 😂. Danang yang kelaparan pun makan dulu di sekitaran Taman Kota dan saya baru 'ngeh' sesuatu. "Nang, jaketku gak ada. Kayaknya ketinggalan di stasiun". Dan putar arah lagi ke stasiun. Ya..ya..ya...😅 macam kehabisan kata menghadapi orang seperti saya ini ya.
Visual jalanan menuju tempat Danang

Sampai di pabriknya Danang, saya pun dicampakkan. Danang sibuk dengan urusannya sendiri, akhirnya saya ngobrol sama ibunya sampai siang. Baru setelah pulang Jumatan Danang mengajak pergi ke Umbul Ponggok. Aseekkkk...  Berenang 🏊 sambil nontonin ikan 🐟. Begitu sampai Umbul Ponggok, wow... rame nian mirip dawet dah ini sumber air.  Kalau tidak salah untuk masuk dikenakan biaya per orang Rp 7.500.
Dawet di Umbul Ponggok

Meskipun sumber air tapi karena airnya bening dan banyak ikan di dalamnya maka disini ada persewaan alat snorkling. Snorklingan di sumber air deh. Harga sewa alat snorkling satu paket Rp 20.000 kalau tidak salah, maklum gak ikut bayar jadi lupa deh. Hehehehee... Selain itu juga ada persewaan kamera sekaligus tukang fotonya 30 menit Rp 60.000 dan 1 jam Rp 100.000 (lagi-lagi kalau tidak salah mengingat). 


Hello fish!

Ini siapa turisnya siapa yang gegayaan ya?
 
  
Airnya bening dan ikannya banyak banget

Jadi jangan heran kalau penampakan ikannya sejenis ikan mas, nila, mujair dan batu kali bukan clown fish beserta anemonnya dan terumbu karang.Tapi gini-gini Umbul Ponggok jadi kebanggaan masyarakat Klaten loh. Bahkan tagline nya : Bunaken van Java, hehehheeee... Airnya sih bening dan dingin banget, namanya juga sumber air. Trus ada blubub-blubub air dari dasarnya (blubub itu apa ya? gelembung air... nah!). Sepertinya tempat air keluar kali yah.


Blubub air di bagian dasar yang saya maksud

Belajar nih biar pinter

Obsesi ngetril dalam air

Malam harinya setelah Danang mengantar saya ke bandara Adi Soemarmo, ternyata si maskapai singa merah kampret itu delay 2 jam, yang membuat saya tiba di rumah Bogor jam 02.30. Jam kerjanya banci ini mah ya.

Begitulah salah satu dari sekian kisah perjalanan saya, yang seringkali berisi tentang kedodolan saya. Sampai jumpa lagi Gunung Kidul dan Klaten, i'll miss you. Saya masih pengen ke Goa Jomblang dan Pulau Timang nih! Ada yang mau ngajakin sekaligus bayarin gak ya kira-kira? Hahahaa...

Dan... Terima kasih buat Danang, Sofyan, bang Enggar & bang Dedi yang sudi meluangkan waktu buat menemani bermain si bocah ilang ini. Kecup basah buat kalian semua 😘😘😘 (sambil disiram aer).

5 komentar:

  1. Assalamu Alaikum Mbak yuu...
    Jaan isine TRAVELING tok hare.. MANTAAFFFFF!!!

    Kali ini Jalan2nya sama si Mas Ehem tuh... Hweheheee
    "....Sampai di pabriknya Danang, saya pun dicampakkan. Danang sibuk dengan urusannya sendiri, akhirnya saya ngobrol sama ibunya sampai siang..." tu Lanjutannya apa'an???
    Hmm... Ngobrolin Rencana Masa Depan pa Ngobrolin calon mantu???
    Wkwkkkwkwkwk...
    Bikin Penasaran aja deh!!
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam pakde...
      Hahahhaha komen e rek. Ngobrolno masa depan dong... Mbuh masa depan e sopo.
      Idul adha mulih gak pakdhe? Ayo dolan...

      Hapus
    2. Hadduuh.. dipanggil Pak Dhe jare!!!
      Aw... Aw... Aw... Tiiiidaaaaaaaakkkkk.......

      Hmm.. Aku idul adha Insya Alloh gak muleh koyok e..
      Mau ngeliat Prosesi PENGORBANAN nang BALI kene, pengen eruh ae!!
      Hweheee...

      Lha Mbak yu pengen dolan mrene maneh ta??
      ^_^

      Hapus
    3. Hahahaa... Lha aku in syaa Allah arep mulih nang Jember, pak dhe. Podo dolan nggonku ae. Rame2. Ben seru...

      Hapus
  2. Hmm... Koyok e Aku gak iso mrunu Mbak yu, ijin ne mek sedino hare..
    KAPAN2 waelah lek onok kesempatan maneh...
    ENARUPES LOP Mbak yu!!!
    ^_^

    BalasHapus